Suami Suka Marah Tidak Jelas

Suami Suka Marah Tidak Jelas

Tahu kapan harus mencari bantuan

Meski ada baiknya Mama bersikap tenang, namun Mama tetap harus tahu kapan waktunya mencari bantuan. Dalam hal ini, bisa saja bantuan dari anggota keluarga lain, maupun bantuan dari tenaga profesional.

Jika sikap emosi yang ditunjukkan Papa sudah membuat Mama tidak bahagia, kaji ulang situasi yang ada dan pikirkan apakah Mama memerlukan bantuan atau masukan dari orang lain.

JIka Papa tak bisa kunjung mengendalikan emosi, mungkin juga ia memerlukan bantuan dari psikiater untuk membantunya. Ingat, saat ada banyak kemarahan di rumah, semua orang di dalamnya akan turut merasakan, lho. Mulai dari Papa, Mama, dan bahkan anak-anak.

Mencari Rangsangan yang Berbeda

Laki-laki adalah makhluk visual. Dengan menonton film porno berbagai jenis genre, ini dipercaya bisa membangkitkan gairah dan buat mereka jadi lebih bersemangat.

Bukan berarti mereka tidak bergairah denganmu, hanya saja mereka mencari sesuatu yang berbeda yang tidak ada dalam kehidupan seksualnya.

Ketika nafsu dan gengsi bercampur jadi satu, muncullah solusi untuk menonton film porno dalam otak suami.

Jika ini jadi alasan pasanganmu menonton film porno, coba selesaikan pertengkaran berdua dengan bicara baik-baik.

Ada waktu-waktu tertentu di mana istri mungkin menolak untuk berhubungan seksual. Bisa karena sang istri sedang lelah, sakit, stres, dan sebagainya.

Tidak sedikit suami yang merasa kesal ketika istrinya menolak untuk berhubungan seksual. Sebagai solusi, suami mungkin memilih untuk menonton film porno guna melampiaskan hawa nafsunya.

Artikel Lainnya: Suami Penyuka Sesama Jenis, Kok Bisa Istri Tidak Tahu?

Tunggu sampai suami tenang

Saat pertengkaran sedang terjadi dan suami mulai emosi, jangan biarkan Mama ikut terbawa emosi. Berikan waktu dan jeda untuk suami menyampaikan amarahnya.

Tubuh memiliki sistem metabolisme sendiri, termasuk saat mengendalikan emosi. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit bagi tubuh agar efek adrenalinnya bisa mereda.

Nah, setelah itu biasanya emosi akan mulai mereda dan tak lagi meletup-letup, Ma. Inilah waktu yang tepat bagi Mama untuk angkat bicara dan berupaya menenangkan suami.

Apabila Mama ikut emosi dan marah-marah saat adrenalin suami masih tinggi, bukan tidak mungkin hal ini justru membuatnya akan menjadi semakin emosi. Pertengkaran pun tak kunjung akan menemukan solusinya.

Bersabar dan tunjukkan kasih sayang

Di bawah amarah biasanya terletak emosi yang lebih dalam dan lebih rentan seperti ketakutan, kesedihan, atau rasa sakit, yang mungkin kurang dapat diakses oleh suami.

Untuk waktu yang singkat, kemarahan pun dimanfaatkan sebagai perisai pelindung dan membuatnya merasa kuat serta mengendalikan segala sesuatu. Namun seringkali dalma jangka panjang situasi ini juga menyakitkan bagi para suami.

Inilah sebabnya mengapa penting juga bagi Mama untuk tetap bersabar dan coba mendengarkan apa penyebab rasa emosi itu ada.

Kesabaran dapat berfungsi sebagai penangkal kemarahan di dalam diri Mama dan juga Papa. Salah satu wujud dari sikap sabar adalah dengan menunggu, tidak berbicara atau melakukan apa pun yang mungkin bisa reaktif atau menyulut emosi Papa.

Apa yang Harus Istri Lakukan?

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Dalam setiap hubungan rumah tangga, pertengkaran pasti akan ada, Ma. Namun yang terpenting adalah menjaga agar pertengkaran yang ada tidak merusak kualitas hubungan antara suami dan istri.

Terlebih jika suami memiliki temperamen tinggi dan mudah marah, jika Mama tidak bisa bersikap tenang, situasi ini justru bisa membuat pertengkaran menjadi besar.

Oleh sebab itu, Mama perlu memiliki tips jitu untuk menghadapi suami yang mudah marah dan emosi. Apa saja, ya? Berikut Popmama.com berikan tahapan cara-cara menghadapinya:

Punya Fantasi Seksual dari Film Porno

Setiap orang punya fantasi seksual yang berbeda-beda. Sama halnya dengan seorang suami yang mungkin bisa sangat terangsang atau bergairah jika menonton film porno.

Apabila hal ini terjadi pada suamimu, coba komunikasikan dengan baik dan cari tahu alasan ia menonton film porno.

Laki-laki cenderung menutupi rasa cemas dan stresnya ketimbang seorang perempuan. Karena tidak ingin membuat kamu ikut khawatir, suami pun cari pelampiasan lain untuk mengatasi rasa stresnya, yaitu dengan menonton film porno.

Apabila stres jadi alasan suami suka menonton film porno, coba katakan kepadanya untuk lebih terbuka denganmu dalam setiap masalah yang dihadapi.

Tawarkan ia bantuan untuk menyelesaikan masalahnya, dengan begini stres yang dirasakan suami bisa berkurang.

Artikel Lainnya: Suami Rentan Selingkuh saat Istri Hamil, Apa Penyebabnya?

Mencari Rangsangan yang Berbeda

Laki-laki adalah makhluk visual. Dengan menonton film porno berbagai jenis genre, ini dipercaya bisa membangkitkan gairah dan buat mereka jadi lebih bersemangat.

Bukan berarti mereka tidak bergairah denganmu, hanya saja mereka mencari sesuatu yang berbeda yang tidak ada dalam kehidupan seksualnya.

Ketika nafsu dan gengsi bercampur jadi satu, muncullah solusi untuk menonton film porno dalam otak suami.

Jika ini jadi alasan pasanganmu menonton film porno, coba selesaikan pertengkaran berdua dengan bicara baik-baik.

Ada waktu-waktu tertentu di mana istri mungkin menolak untuk berhubungan seksual. Bisa karena sang istri sedang lelah, sakit, stres, dan sebagainya.

Tidak sedikit suami yang merasa kesal ketika istrinya menolak untuk berhubungan seksual. Sebagai solusi, suami mungkin memilih untuk menonton film porno guna melampiaskan hawa nafsunya.

Artikel Lainnya: Suami Penyuka Sesama Jenis, Kok Bisa Istri Tidak Tahu?

Hargai dan hindari menyalahkannya

Salah satu penyebab mengapa suami sering emosi saat bertengkar adalah perasaan tidak dihargai. Termasuk dalam urusan pekerjaannya.

Cobalah untuk mencari tahu apakah ia sedang memiliki masalah di kantor. Ya, mungkin sebagian besar dari kemarahan suami muncul dari rasa kurangnya kontrol dalam pekerjaannya.

Misalnya kemudian di waktu yang bersamaan Mama sedang mengeluh tentang gajinya yang tidak cukup untuk kebutuhan hidup, maka bisa jadi hal ini akan memicu amarahnya.

Rasa bersalah juga akan memperdalam frustrasinya, sehingga Papa mudah lebih mudah terpancing emosi dan mudah marah. Jadi, cobalah melihat situasi saat berbicara tentang keuangan, perhatikan apakah sedang ada masalah yang dimiliki oleh Papa di tempat kerja.

Jangan Pernah Takut untuk Pergi

Perempuan sering kali takut meninggalkan pertengkaran yang memanas karena tahu betul bahwa itu mungkin berakhir dengan kekerasan fisik. Meskipun terbukti bahwa kamu menghargai pasangan, kamu harus lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pergi tepat waktu sebelum pertengkaran itu berujung pada perkelahian.

Jika kamu telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual dalam pernikahan, maka kamu harus menghubungi pihak berwenang setempat untuk meminta bantuan. Jangan pernah takut berjalan menjauh dari situasi yang buruk, karena kamu dapat membangun kembali hidup menjadi lebih bahagia.

SERAMBINEWS.COM - Dalam kehidupan berumah tangga, tidak selamanya berjalan harmonis dan mulus tanpa adanya cobaan.

Pastilah ada masalah yang menghampiri sebuah rumah tangga, baik dari masalah komunikasi yang tidak baik antara suami dan istri hingga masalah dalam anggota keluarga itu sendiri.

Masalah dalam anggota keluarga misalnya, istri tidak tahan terhadap sikap suami yang suka marah dan tempramental.

Pria dengan temperamen tinggi biasanya akan bereaksi secara berlebihan terhadap situasi ketika dia sedang marah.

Tidak hanya sekali atau dua kali, ada seorang suami yang sering marah-marah hingga istrinya tidak betah lagi tinggal di rumah bahkan ada yang langsung memutuskan untuk bercerai.

Lantas, bagaimana sikap istri menghadapi suami yang suka marah dan tempramental, haruskah istri minta cerai?

Baca juga: Dianggap Sepele! dr Aisyah Dahlan Ungkap Dua Hal Ini Bisa Buat Suami Marah dan Benci pada Istri

Baca juga: 3 Tips Berbicara dengan Orang Tua Menurut Buya Yahya, Harus Perlihatkan Wajah Ceria dan Senang

Baca juga: Menurut Penelitian, Suami Senang Jika Istrinya Minta Uang, dr Aisyah Dahlan: Tapi Mintanya Manja Ya!

Sikap istri dalam menyikapi suami yang suka marah-marah dan memiliki sikap tempramental, Buya menyarankan agar istri tersebut mengoreksi diri terlebih dahulu.

Sebab katanya, bisa saja seorang suami marah atau nekat berbuat dzalim kepada istri karena ketelodoran istri dalam melaksanakan kewajiban kepada suami, atau seorang istri melakukan sesuatu kesalahan yang tidak ia rasa namun amat menyakitkan suami.

"Jika demikian adanya, maka seorang istrilah yang perlu berbenah diri terlebih dahulu sebelum menuntut sang suami berbenah," kata Buya seperti dikutip Serambinews.com dari laman resmi tanya jawab Buya Yahya, Senin (3/1/2022).

Lanjut Buya, cara tersebut merupakan cara pertama yang dapat menyelesaikan masalah dalam berumah tangga antara suami dan istri, namun sering kali dilupakan.

Jika ternyata memang sifat dan perilaku suami adalah dzalim dengan marah tanpa sebab serta melampiaskanya amarah tersebut dengan cara dzalim seperti memukul atau mencaci maki yang menyakitkan, hal yang demikian tentu amat mengganggu keindahan dalam berumah tangga, kata Buya menambahkan.

Jika sikap suami seperti itu, maka seorang istri mempunyai dua pilihan.

Baca juga: 4 Cara Ikhlas Memaafkan Suami yang Selingkuh Menurut dr Aisyah Dahlan Ungkap, Istri Wajib Tahu

Baca juga: Cara Menghadapi Suami yang Selingkuh, Buya Yahya Anjurkan Istri Lakukan Hal Ini untuk Kebaikan

Baca juga: Istri Wajib Tahu! dr Aisyah Dahlan Ungkap Cara Memaafkan Suami yang Telah Berkhianat dan Berbohong

Petama, istri harus bersabar dan berusaha untuk merubahnya dan sungguh ini adalah suatu kemuliaan yang agung.

Kedua sambung Buya, jika memang istri tidak mampu untuk bersabar maka ia bisa minta cerai karena seseorang tidak boleh dipaksa untuk bertahan di bawah kedzaliman.

Sebab salah satu sebab diperkenankannya seorang istri meminta cerai adalah jika ia benar-benar didzalimi suami.

"Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Diperiksa Polda Jabar, Pesan Habib Bahar jika Ditahan, Minta Umat Tetap Berjuang Sampaikan Kebenaran

Baca juga: Suami Bacok Istri saat Berhubungan Badan dengan Sepupu, Si Pria Lompat Lewat Jendela Tanpa Busana

Baca juga: Setahun Lebih Kosong, Jabatan Kepala Bappeda Pidie Dipastikan Segera Diisi

Seri Tanya Jawab Enlightening Parenting

Nara Sumber : Sutedja Eddy Saputra dan Okina Fitriani

Punya suami yang suka marah dan memukul anak? Bagaimana menyikapi dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal yang demikian?

Mari simak  poin-poin yang dirangkum dari sesi tanya jawab materi PERAN AYAH dalam Training Enlightening Parenting di Surabaya 7-8 April 2018, bersama nara sumber Sutedja Eddy Saputra dan Okina Fitriani.

Tanya : Suami saya dididik dengan keras oleh orangtuanya dengan hukuman fisik . Salah satunya, pernah kepalanya dibenturkan ke tembok oleh orangtuanya. Ketika menikah, kami sering mengalami perbedaan pendapat dalam hal  cara mendidik anak. Suami saya bersikeras bahwa  anak harus dikerasi.  Saat dia marah dan melakukan hukuman fisik pada anak, saya langsung meng-interupsi, karena saya tak tega pada anak. “Jangan, jangan di pukul!” Begitu saya katakan pada suami. Padahal saya tahu, tidak boleh berbeda pendapat di hadapan anak. Saya sudah memberi tahu suami, tetapi di lain waktu masih saja suami berkeras harus mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik. Bagaimana  cara mengatasi hal ini ?

Jawab (Sutedja Eddy Saputra ) : Ini masalahnya sangat simple sebenarnya. Seharusnya suami ikut belajar parenting  di ruangan ini hari ini. Kalau dia tidak mau belajar, maka tugas istri melakukan persuasi agar suami mau. Memang banyak usaha yang harus dilakukan istri. Ini kasusnya mirip dengan pengalaman saya dulu. Istri saya butuh waktu 2 tahun melakukan upaya persuasi sampai akhirnya saya bersedia belajar parenting, lalu menyadari kesalahan saya.

Selain itu, hal ini terjadi karena belum punya visi misi keluarga yang dibuat dan disepakati bersama. Sama persis dengan pengalaman saya dulu.  Saya belum belajar parenting, tidak punya visi misi keluarga, sehingga saya maunya mendidik anak dengan cara saya yang keras, sementara istri sudah tahu bagaimana cara mendidik anak dengan benar.

Kalau sudah ada visi-misi keluarga, artinya sudah ada aturan bagaimana ayah memainkan perannya , bagaimana ibu menjalankan perannya.  Apa saja  kesepakatan  yang harus dijalankan dalam pengasuhan anak.

Lalu, karena istri yang sudah belajar parenting lebih dulu, maka istri harus memberi contoh untuk berubah. “Ini lho contoh mendidik anak dengan cara yang lebih baik. “

Apa bedanya mendidik dengan dan tanpa kekerasan?

Dulu ketika saya mendidik anak dengan keras, anak itu melakukan perlawanan. Mereka tidak langsung nurut. Saya harus marah dulu, harus memukul dulu, baru mereka melakukan apa yang saya inginkan. Tapi ketika saya tidak ada, maka pelanggaran kembali terjadi. Intinya, mereka  hanya takut pada saya, bukan taat pada aturan.

Sebaliknya, ketika anak dididik dengan kasih sayang, ketika orangtua dan anak membuat objektif bersama-sama, ternyata mereka bisa jauh lebih berkomitmen. Sehingga mendidik anak menjadi lebih mudah. Mendisiplinkan anak ternyata tidak harus dengan cara kekerasan.

Mbak Okina dan suaminya,  Mas Ronny,  sangat berhati-hati dalam memilih kata sehingga sangat jarang berkata keras pada anak.  Tapi saya lihat sendiri bagaimana hasilnya, karena saya pernah beberapa kali berkesempatan bersama keluarga mereka. Diingatkan dengan kata-kata lemah lembut saja,  anaknya sudah mengerti.

Beberapa waktu lalu saat di sebuah sharing session, ada seorang ibu yang bertanya. Anaknya yang masih di usia SD, memukuli teman-temannya.  Ternyata, ayah sang anak adalah seorang t*****a yang mendidik anaknya dengan kekerasan, dengan maksud supaya anaknya disiplin.  Padahal, sang ayah menerima pendidikan disiplin yang keras itu setelah menjadi t*****a di usia yang sekurang-kurangnya 18 tahun, usia di mana dia sudah siap  menerima  kedisiplinan dalam pendidikan yang  keras seperti itu.  Sedangkan anaknya kan masih  jauh dibawah itu . Tidak bisa disamakan, mendidik anak-anak  usia 7-8 tahun dengan mendidik  t*****a yang usianya sudah 18 tahun. Inilah pentingnya  orangtua paham ilmu parenting sehingga bisa mendidik anak dengan benar.

Jawab (Okina Fitriani) : Saya tambahkan sedikit ya. Sebenarnya suami yang suka memukul, suami yang perkataan atau ucapannya jelek, bicaranya bad word,   itu  karena tangki cintanya kosong.  Maka tugas siapa mengisi tangki cinta sang suami? Apa sang istri mesti bilang begini,

“Sana! Balik ke orangtuamu sana! Aku nggak mau dekat-dekat kamu! Karena kamu suka memukul anakku!”

Sebelum kamu mengamuk dan melontarkan kata-kata tidak enak kepada pasangan, sebaiknya ketahui dulu alasan kenapa suami sering menonton film dewasa.

Terdapat beberapa hal yang membuat suami suka nonton porno. Apa saja, ya, kira-kira?

Apa yang Harus Istri Lakukan?

Sebelum kamu mengamuk dan melontarkan kata-kata tidak enak kepada pasangan, sebaiknya ketahui dulu alasan kenapa suami sering menonton film dewasa.

Terdapat beberapa hal yang membuat suami suka nonton porno. Apa saja, ya, kira-kira?