Bahasa Slang Spanyol
Slang Words Bahasa Inggris untuk Mengobrol dengan Teman dan Artinya
Slang bahasa Inggris di bawah ini bisa kamu gunakan saat mengobrol dengan teman atau sahabatmu, gengs. Jadi, obrolanmu bisa semakin asik dan nggak terlalu kaku. Intip, yuk!
38. Don’t mess up with me: Jangan main-main denganku. 39. Just drop it: Lupakan saja. 40. On purpose: Sengaja. 41. Don’t screw: Jangan mengacaukannya. 42. No matter: Tidak peduli. 43. It’s a wrap: Sudah selesai. 44. Blow me: Bikin aku terkesan. 45. Arm in arm: Bergandengan. 46. Buck up: Tersenyumlah. 47. Your six: Di belakangmu. 48. Gotta run: Harus pergi. 49. Any road: Plesetan dari anyway, artinya sama, yaitu “ngomong-ngomong”. 50. Above all: Yang terpenting. 51. What’s with you?: Ada apa? 52. What’s up: Ada apa? 53. Get my drift?: Paham maksudnya? 54. Get out of it/get outta it/drop it: Sudah lupakan saja. 55. Get off my back: Sudahlah jangan menggangguku. 56. I catch up to you: Nanti aku menyusul. 57. I’ll keep my fingers crossed: Saya akan doakan. 58. Fortnight: Dua mingguan. 59. Hasta lavista, baby: Selamat tinggal sayang. 60. You gotta kick the habbit: Kamu harus menghentikan kebiasaan itu. 61. What’s got into ya? : Ada apa denganmu? 62. Take it easy: Santai saja. 63. Spit it out: Cepat katakanlah. 64. Snap out of it : Sadarlah. 65. Must have got up on the wrong side of bed: Mimpi apa semalam? 66. Nice one: Ungkapan sinis terhadap pekerjaan yang salah. 67. It’s piece of cake : Ini gampang sekali. 68. Give me/Gimme : Beri saya/kasih saya. 69. It has really pissed me out/get on my case : Benar-benar menjengkelkan. 70. Vibe check: Apa kabar?/Bagaimana keadaanmu?
Slang Bahasa Inggris untuk Mengungkapkan Noun alias Kata Benda dan Artinya
Nah, kalau daftar slang di bawah ini bisa dikategorikan sebagai kata-kata gaul yang termasuk ke dalam noun. Ada apa saja, sih?
124. Pipe down: Dia. 125. Cap: Kebohongan. 126. No cap: Kejujuran. 127. La la land: Tempat yang luar biasa. 128. Bad egg: Pembuat onar. 129. Dodgy : Ilegal, ada yang salah di sini. 130. Long streak of piss: Orang tinggi kurus. 131. Hunky-Dory: Normal-normal aja. 132. No hassle: Tidak apa-apa. 133. On about: Bahas, bicarakan. 134. Jam sandwich: Mobil polisi. 135. Just about: Hampir. 136. Get a clue: Berhati-hati.
Pernah gak, Sobat Pijar lagi asik nonton film bahasa Inggris terus pemerannya ngucapin kata atau kalimat yang artinya sangat berbeda dengan yang kalian ketahui selama ini?
Wah bisa jadi mereka lagi ngucapin slang words atau kata-kata gaul, lho!
Sebenarnya, apa sih english slang words itu? Kok bisa artinya jauh banget dari arti harfiah kata tertentu? Kalau mau tau lebih lanjut, yuk terus baca!
Baca juga: Present Perfect Tense : Pembahasan Rumus, Contoh Kalimat, Soal & Kunci Jawaban
Tentunya Sobat Pijar tahu kan maksud dari kata-kata bucin, mager, dan galau? Biasanya sih kata-kata tersebut diucapkan ketika sedang bercanda dan ngobrol biasa dengan teman.
Nah, seperti halnya di bahasa Indonesia, bahasa Inggris juga mempunyai kata-kata atau bahasa gaul yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan teman dalam konteks informal.
Karena kemajuan teknologi dan komunikasi, slang words ini sering kita jumpai di sosial media dan menjadi gaya komunikasi anak muda dan remaja, sehingga terkadang kita mengira slang adalah bahasa Inggris normal yang bisa digunakan secara lisan maupun tertulis.
Berikut daftar 200 slang bahasa Inggris dalam terbagi dalam American, British, dan Australian slang.
Jika kamu penikmat film-film Marvel Cinematic Universe, slang words berikut mungkin familiar di telingamu.
Baca juga: Noun (Kata Benda) | Definisi, Fungsi, Jenis, dan Contoh Kalimatnya
Penikmat Harry Potter dan Peaky Blinders biasanya lebih terpapar dengan slang words dari negeri Ratu Elizabeth ini.
Mungkin banyak slang words dari negara kanguru ini masih terdengar asing bagimu nih, Sobat Pijar.
Baca juga: 7 Tips Belajar Bahasa Inggris untuk Pemula
_______________________________________
Itulah 203 slang words yang terbagi dalam dalam American, British, dan Australian english yang bisa kamu gunakan agar bahasa Inggrismu terdengar seperti penutur asli. Tapi ingat ya, penggunaan slang words ini hanya dalam situasi tidak formal seperti percakapan sehari-hari dan caption di sosial media. Jangan gunakan kata-kata tersebut dalam tugas essay bahasa Inggrismu, ya!
Jika ingin belajar bahasa Inggris lebih lengkap sesuai dengan jenjang pendidikanmu, yuk gunakan Pijar Belajar sekarang juga! Mulai dari 10 ribu rupiah perbulan, kamu bisa mengakses video materi pelajaran, buku pelajaran elektronik, dan juga latihan soal beserta penjelasannya, lho! Keren banget kan?
Yuk download Pijar Belajar sekarang juga di Google Play Store ponselmu!
Slang Words and Phrases, UMass, Amherst, https://www.umass.edu.
American Slang Explained, Word Tips, https://word.tips/grammar/american-slang/
British slang words & phrases, Oxford International English, https://www.oxfordinternationalenglish.com/dictionary-of-british-slang/.
What is slang? And when do you use slang?, IDP Australia, https://ielts.com.au/australia/prepare/article-australian-slang-words-phrases.
I miss my wife’s scrummy cooking. Kamu tahu nggak, kalimat di atas mengandung salah satu vocab dari slang bahasa Inggris, lo. Yap, di sana ada kosakata scrummy yang artinya enak atau lezat. Yuk, ketahui berbagai slang bahasa Inggris lainnya melalui artikel ini!
As we know, salah satu kunci agar kita lancar berbahasa Inggris adalah dengan menguasai banyak kosakata alias vocabulary.
Sebelumnya, English Academy sudah membahas salah satu cara untuk menambah perbendaharaan vocab melalui artikel 127 Istilah-istilah Gaul Bahasa Jaksel untuk Menambah Kosakata Bahasa Inggris-mu. Sekarang, kita akan menambah vocab dari slang words atau slang bahasa Inggris ya!
Jadi, slang bahasa Inggris adalah kosakata dan istilah-istilah yang biasanya bersifat non-fromal.
Kalau berbicara dengan slang words, kamu akan dianggap sebagai orang yang memahami bahasa Inggris nggak hanya secara teori, tapi juga secara budaya dari sang native speaker.
Lalu, sebenarnya apa itu slang words atau slang bahasa Inggris? Let us tell you, guys!
Slang Words Bahasa Inggris yang Berfungsi Sebagai Kata Kerja (Verb)
Kalau kamu ingin menungkapkan suatu aktivitas pakai bahasa yang gaul tapi nggak pasaran, kayaknya beberapa slang bahasa Inggris di bawah ini bisa kamu coba! Kuy, langsung praktikkan ke temanmu!
107. High key: Tegas atau jelas, tidak sembunyi-sembunyi. 108. Cross out: Mencoret. 109. Face to face: Berhadapan. 110. Keep dark: Merahasiakan. 111. Dish out: Membagi-bagikan. 112. Gimme five: Tos. 113. Give a hand: Menolong. 114. Catch flies: Menganga, mangap. 115. Catch someone red-handed: Menangkap basah seseorang. 116. Have a punch up with someone: Berkelahi dengan seseorang. 117. Hit the road: Meninggalkan rumah. 118. Clap Hands: Tepuk tangan. 119. Try on: Coba pakai (u/ pakaian). 120. Pick out: Memilih. 121. Point out: Menunjukkan. 122. Put off: Menunda. 123. Keep dark: Merahasiakan.
Slang Words Bahasa Inggris Versi American English
Well, sebenarnya slang words yang sudah kamu baca di atas merupakan campuran antara British English dan juga American English. Nah, jangan khawatir, di bawah ini kamu bisa mengetahui slang bahasa Inggris yang khusus dan biasa digunakan oleh warga Amerika dalam kehidupan sehari-harinya. Let’s see!
150. To bail: Buru-buru. 151. Buck: Dollar (mata uang dollar). 152. By the skin of my teeth: Hampir saja. 153. Creep = Orang aneh. 154. Stalker: Seseorang yang terus-menerus mengikuti kamu dengan cara yang menyebalkan. 155. Couch potato: Orang malas yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan hal-hal yang bisa dilakukan sambil duduk di sofa. 156. For real = Kejujuran, yang sebenarnya. 157. To get busted: Tertangkap. 158. To have a blast: Bersenang-senang melakukan sesuatu. 159. Epic fail: Gagal total. 160. Goof off: Bermain main, menghabiskan waktu. 161. Too cold shoulder: Cuek, dingin. 162. To crash: Tertidur pulas dengan cepat. 163. Hangout: Nongkrong. 164. Feel blue: Merasa sedih. 165. Bored to death: Bosan minta ampun. 166. No bargain: Tidak laku/jomblo akut. 167. Alter cocker: Tua-tua keladi. 168. Back alley: Daerah kumuh. 169. Greenie: Pendatang baru. 170. High hat: Tinggi hati. 171. Deadly one: Sangat menentukan. 172. Bat outta hell: Secepat kilat. 173. Real hunk: Ganteng. 174. Pop the question: Melamar. 175. Grumpy: Cerewet. 176. Gimme a buzz: Telepon aku. 177. Rush hour: Jam sibuk. 178. Gotcha: Ya, ya/mengerti. 179. Clown around: Melucu. 180. Beat the bond: Membuat kegaduhan. 181. Down in the dumps: Frustrasi. 182. Cook up: Bersiaplah. 183. Lucky dog: Orang yang beruntung. 184. Fatso: Gembrot. 185. Eagle day: Tanggal muda. 186. Puppy love: Cinta monyet. 187. Chicken: Penakut. 188. Finsta: Palsu/Akun Instagram diprivat. 189. Flex: Pamer. 190. Sus: Curiga. 191. Slay: Unggul/menang dalam sesuatu. 192. Cheugy: Ketinggalan zaman. 193. Fam: Keluarga. 194. Sick: Keren, mantap. 195. Shady: Curiga. 196. Dank: Sangat baik. 197. Flakey: Ragu. 198. W: Menang. 199. L: Kalah. 200. Grub: Makanan.
Yak, dari ratusan slang words di atas, kira-kira mana slang bahasa Inggris yang sering kamu gunakan saat mengobrol dengan teman? Tulis di kolom komentar, yuk!
Oh ya, perlu diingat kalau kamu nggak bisa sembarangan menggunakan bahasa slang words pada orang yang tidak dikenal. Jadi, pastikan untuk menerapkannya pada obrolan dengan teman dekat saja ya, guys.
Btw, mengetahui slang words untuk lancar berbahasa Inggris kayaknya nggak cukup, deh. It will be good kalau kita bisa menguasai bahasa gaul dan juga bahasa formal. Sederhananya, sih, kita harus memahami bahasa Inggris baik secara akademik maupun non-akademik.
Kabar baiknya, English Academy bisa jadi solusi atas kegelisahan kamu selama ini.
Soalnya, di English Academy, kamu bisa belajar materi akademik dan non-akademik sekaligus. Langsung praktik pula! Nggak cuma itu.. materinya bisa diakses secara offline dan juga online!
Kalau belum yakin.. konsultasi aja dulu. Gratis, kok!
Berasal dari kata oper slot, biasanya bahasa ini digunakan ketika kamu ingin mengganti orang dengan barang yang sudah kamu pesan lewat grup order.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Ejaan Bahasa Spanyol merupakan sistem ejaan yang digunakan dalam menuliskan Bahasa Spanyol. Sistem penulisan atau alfabet yang digunakan Bahasa Spanyol adalah Alfabet Latin. Ejaan Bahasa Spanyol merupakan sistem ejaan yang fonemik seperti Bahasa Indonesia yang berarti apa yang tertulis dalam ejaan melambangkan bunyi dari suatu fonem itu sendiri. Dalam konteks penggunaan tanda baca, Bahasa Spanyol memiliki keunikan dalam hal penggunaan tanda tanya dan tanda seru terbalik <¿> dan <¡> yang digunakan pada awal kalimat tanya dan kalimat seru.
Tidak seperti Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital dalam ejaan Bahasa Spanyol tidak sesering penggunaan huruf kapital dalam sistem ejaan Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam pelbagai kata sifat yang berasal dari turunan kata benda yang merujuk kebangsaan yang tidak dituliskan dengan huruf kapital dan pelbagai judul karya sastra yang tidak dieja dengan huruf kapital kecuali pada kata pertama pada judul karya sastra tersebut.
Ejaan Bahasa Spanyol menggunakan beberapa tanda diakritik dalam penulisannya. Tanda diakritik yang digunakan meliputi
Alfabet Bahasa Spanyol terdiri atas 26 huruf Latin dengan tambahan huruf (ñ), sehingga total huruf yang digunakan adalah 27 huruf Latin. Meskipun termasuk dalam alfabet Bahasa Spanyol, huruf (k) dan huruf (w) hanya digunakan untuk kata serapan dari bahasa lain seperti karate, kilometro, web, waterpolo, dsb. serta dalam konteks ejaan nonformal. Setiap huruf dalam bahasa Spanyol memiliki nama resmi yang dibakukan oleh Real Acaademia Española yang merupakan badan kebahasaan Spanyol di Spanyol.[1] Namun, beberapa wilayah lain di negara-negara Amerika Latin berbahasa Spanyol memiliki nama alternatif untuk suatu huruf. Berikut tabel alfabet Bahasa Spanyol.
^1 Dwihuruf ⟨ch⟩ melambangkan atau mewakili bunyi /tʃ/ konsonan gesek pascarongga-gigi nirsuara (seperti "c" dalam bahasa Indonesia, yaitu cecak, ciri, cepat). Dahulu, dwihuruf ini diperlakukan seperti sebuah huruf yang bernama che.
^2 Huruf "c" dilafalkan seperti /θ/ Konsonan desis gigi nirsuara ketika diikuti oleh huruf vokal "i" dan "e" atau pada dialek negara-negara Amerika Latin seperti bunyi /s/ pada kata sisir dan sesak ketika diikuti huruf vokal "i" dan "e" serta dilafalkan seperti /k/ ketika diikuti oleh huruf vokal "a", "o", "u", dan konsonan lainnya.
^3 Huruf "d" memiliki dua pelafalan, yaitu /d/ Konsonan letup rongga-gigi bersuara (seperti bunyi huruf "d" pada bahasa Indonesia) dan /ð/ Konsonan desis gigi bersuara. Huruf "d" selalu dilafalkan /ð/, kecuali huruf "d" berada di awal kata, didahului oleh huruf berfonem sengau dan huruf berfonem en:lateral consonants.
^4 Huruf "e" selalu dilafalkan seperti huruf "e" pada kata "ember", "ekor", "bebek"
^5 Jika huruf "g" diikuti oleh huruf vokal "i" dan "e", maka pelafalannya adalah /x/ konsonan desis langit-langit belakang nirsuara seperti dwihuruf "kh" pada kata khusus, khas, akhir, dsb, sedangkan jika huruf "g" diikuti oleh huruf vokal "a", "o", "u", dan konsonan lainnya, maka pelafalannya adalah "g" biasa seperti pada kata "gagal", "gagap", "gugup".
^6 Huruf "h" tidak dilafalkan, tetapi terdapat beberapa pengecualian untuk kata serapan dari bahasa asing, huruf "h" dilafalkan seperti /x/ konsonan desis langit-langit belakang nirsuara
^7 Huruf "j" selalu dilafalkan seperti /x/ konsonan desis langit-langit belakang nirsuara "kh" pada kata khusus, khas, akhir, dsb.
^8 Ketika huruf ⟨l⟩ dituliskan secara ganda (e.g. calle), maka pelafalannya akan berubah menjadi bunyi /ʎ/ Konsonan hampiran-sisi langit-langit; atau bunyi /ʝ/ Konsonan desis langit-langit bersuara tergantung pada ragam dialek dari penutur asli bahasa Spanyol.
^9 Huruf "ñ" memiliki padanan bunyi "ny" pada kata "nyonya", "nyanyi", "nyiur", dsb.
^10 Hanya dapat dituliskan dan digunakan pada dwihuruf ⟨qu⟩. Dwihuruf ini berperan ketika huruf "c" yang dilafalkan seperti /k/ bertemu dengan vokal "i" dan "e". Contohnya seperti tocar > toquemos (-car), delinquir > delincamos (-quir).
^11 Huruf "r" mempunyai dua bunyi fonem, yaitu /r/ Konsonan getar rongga-gigi dan /ɾ/ Konsonan kepakan rongga-gigi, tetapi jika bunyi fonem /r/ Konsonan getar rongga-gigi berada di antara dua huruf vokal maka harus dituliskan secara ganda "rr". Bunyi fonem /ɾ/ Konsonan kepakan rongga-gigi hanya berada di antara dua huruf vokal atau berada di akhir suatu suku kata ataupun kata.
^12 Huruf "w" hanya digunakan untuk kata serapan dari bahasa asing atau untuk kata-kata pada ragam tidak baku.
^13 Huruf "x" dengan pelafalan /x/ konsonan desis langit-langit belakang nirsuara seperti "kh" pada kata khusus, khas, akhir biasanya sering dijumpai dari kata-kata Bahasa Spanyol Meksiko seperti nama negara Mexico yang dilafalkan mekhiko dan bukan meksiko dalam Bahasa Spanyol
^14 Huruf "z" selalu dilafalkan seperti /θ/ Konsonan desis gigi nirsuara dalam aksen baku Bahasa Spanyol di negara Spanyol. Sementara di pelbagai negara Amerika Latin yang berbahasa Spanyol huruf ini lebih dilafalkan seperti huruf "s" pada kata sisi dan susu. Huruf ini pun berperan ketika huruf "c" yang dilafalkan seperti /θ/ atau /s/ bertemu dengan vokal "a", "o", dan "u". Contohnya seperti vencer > venzamos (-cer), gozar > gocemos (-zar).
Penggunaan tanda baca dalam Bahasa Spanyol hampir secara keseluruhan sama dengan penggunaan tanda baca dalam Bahasa Indonesia. Namun, ada dua tanda baca unik yang hanya digunakan oleh Bahasa Spanyol, yakni tanda tanya terbalik <¿> serta tanda seru terbalik <¡>. Kedua tanda ini biasanya digunakan di awal klausa atau kalimat tanya dan klausa atau kalimat seruan. Kedua tanda baca ini mulai digunakan pada tahun 1754 berdasarkan rekomendasi dari lembaga bahasa Real Academia Española. Awalnya, tanda baca ini hanya digunakan pada klausa atau kalimat yang panjang dan kompleks.[3] Namun pada tahun 1870 dalam buku Gramática, penggunaan kedua tanda baca ini diharuskan dalam setiap penulisan klausa atau kalimat tanya dan seruan. Contohnya seperti kalimat tanya berikut Apa kabar? dalam Bahasa Spanyol dituliskan sebagai berikut ¿Cómo está? atau contoh lainnya seperti kalimat Kalau kalian tidak bisa pergi dengan mereka, apakah kalian mau pergi dengan kami? dalam Bahasa Spanyol penulisannya berupa Si no podéis ir con ellos, ¿podéis ir con nosotros?.
Selain dua tanda baca tersebut, Bahasa Spanyol memiliki tiga jenis tanda kutip yakni dengan tanda petik tunggal ('...'), tanda petik ganda ("..."), serta tanda guilemet («...»). Tanda guilemet biasanya digunakan untuk mengapit kutipan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain, tanda petik ganda digunakan untuk mengapit kutipan dalam suatu kutipan langsung, dan tanda petik tunggal hanya digunakan untuk mengapit kutipan yang berada dalam suatu kutipan di dalam suatu kutipan langsung.[4] Namun, aturan penggunaan tanda kutip ini hanya berlaku pada konteks penulisan formal di Spanyol, sedangkan di negara berbahasa Spanyol lainnya aturan penggunaan tanda kutip mirip seperti aturan penggunaan tanda kutip di Bahasa Indonesia.
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 19 0 R 20 0 R 24 0 R] /MediaBox[ 0 0 596.04 842.04] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœµ=is·’ß]åÿ0Ÿ¶È”5\ƒ×«W‘-'Ï—¬Dönm%ïÃH“cñPx8OUûã·»Ì ’&©JLsÀF_ht70høüb¹.¾fwëàÿ8¿X¯³»I> þ8µX¯³Ÿ~|Èϯ³q1ÏÖÅb~~³¹]cÓ/‹Å:_þóŸÁ«Ë×Á«ÏÏŸ�ÿ‚4Lãàó×çÏXÁ,ˆE˜&2P2d<ø<¨_ot0^=czJìӯϟQA÷»?±þ;øüîù³7€‘;|ZH´b‡À‡ªA?8‹B¦uú¿v¯ó_xÀXɆ ™$q�ä+É$ E<ŒT”RŸ‹O'‰PwH¼õBë0 ÿ\ ÏÄàr¨Ÿ|=„ U½‡OaL$ mò¥RFM&¼(%È–Ô!ßy!A®äÆ 0u}Á¨F©4Ƴœû:Å %X%g>h ãÞ¦¡cA�¦^aµ•èyïOb°ŽºÄ^vRÆ©‡�o…·WFlo™y€ v|ºä0O„Þgø9“ ü3‡s˜{é>Êà<µ¨CN|�B„r/s‘6¨“§ˆ8ékåí$Ó�§ý¾ð�+Þn¯Ö &mHès!\4©_û u{ܽ£‰á¡ÁçÌ™èP6´tëƒLÁÁŠ½¨C4P�ø:õ@JÈGX²�æe”„ ¯C~óA2J¾N˜� îáT$‡iï…“ëVâ³)d(öƒ”�"Ô½€º Øæ²7y–-t=ymÚê_ôŽša. v ïŒã@êÓ¨(”:…¿—ùóg_zþì7úßP=y®ÍÕqv&=ä‚7_Áù5®>¾~{D6ù§LI*HËX<`º…:Š î;ê�îìüC6ƒ|~öåfØXH€ž…„ŽÓPeÙ,r? `V¶5 8a�Ñ‘î£aÑ�²³Ë÷uô-®caÄù�7Ã3 »ü:Tð÷/Wðíâ>°9žÅL^]À÷ÁŸ‹üŶÞ|À–«alzÚÖKlž©ýú‘Zåàý§ÐñSõøñÍÕç‹ß¡¯ívñþË�E@”q¯t8𼌱WC1¸ù|ñëïððǃŸï³áÜз²÷ +zçÃdPÌzä‹�\%”IÕ mU¾ÜSù*�Y´×pª¶�ø¦ˆ+„¨hP^Ù$¸xÜ× íf #ð7¨=›S”X Æ«b‚jþ 5òøb] Rþ‚ïY 7|ÜâÓPŒŠiFfàK£x˜°&[¥ŠRÅ[¤R1¦HevÄ´Y\|™ûòÈèÞìh¤ï0Òù¤Zël…Ò|ÜÀç$›�€3°”pT<¢¢°=¸ÙÀ×¥}¼=ăµ?ç†h«ëTwh@·œK�@ÚV�{¢L¬ñ£³·—ÇÂûý*Ç”oä©y©÷ˆô.YŠk—›ÈÁ›+´«Kô&è9¾ Å}ø‚mWÞ«‚´œ7qmåŽE~Ùe[v˜Í${ãÐ`ÿ€e�Ù
Indonesian slang vernacular (Indonesian: bahasa gaul, Betawi: basa gaul), or Jakarta colloquial speech (Indonesian: bahasa informal, bahasa sehari-hari) is a term that subsumes various urban vernacular and non-standard styles of expression used throughout Indonesia that are not necessarily mutually intelligible. Regional slang from the capital of Jakarta, based on Betawi language, is however heavily exposed and promoted in national media, and considered the de facto Indonesian slang.[citation needed] Despite its direct origins, Indonesian slang often differs quite significantly in both vocabulary and grammatical structure from the most standard form of Indonesia's national language. These expressions are neither standardized nor taught in any formal establishments, but rather function in daily discourse, usually in informal settings. Several dictionaries of bahasa gaul has been published. Indonesian speakers regularly mix several regional slangs in their conversations regardless of origin, but depending on the audience and the familiarity level with the listeners.
It is exactly unclear when the slang was first appeared in conversation. However, the earliest documented use of the slang started during the Dutch colonial era in Indonesia around the 1860s and 1870s. Its native name, bahasa gaul (the 'social language'), was a term coined in the late 1990s where bahasa means 'language' and gaul means 'social', 'cool' or 'trendy'.[1] Similarly, the term bahasa prokem (a more outdated name for Indonesian slang) created in the early 1970s means 'the language of gangsters'.[2] Prokem is a slang form of the word préman 'gangster' and was derived from the Dutch word vrijman, which literally means 'freeman'.[2][3]
Indonesian slang is predominantly used in everyday conversation, social milieus, among popular media and, to a certain extent, in teen publications or pop culture magazines.[2] For those living in more urbanized regions of Indonesia, Indonesian slang language often functions as the primary language medium for communication in daily life.[2] While it would be unusual to communicate orally with people on a casual basis with very formal Indonesian, the use of proper or 'good and correct' Indonesian (bahasa Indonesia yang baik dan benar) is abundant in the media, government bodies, schools, universities, workplaces, amongst some members of the Indonesian upper-class or nobility and also in many other more formal situations.[3]
Indonesian slang has evolved rapidly. This is, in part, due to its vocabulary that is often so different from that of standard Indonesian and Malaysian and also because so many new words (both original and foreign) are quite easily incorporated into its increasingly wide vocabulary list. However, as with any language, the constant changing of the times means that some words become rarely used or are rendered obsolete as they are considered to be outdated or no longer follow modern day trends.[3]
At present, there is no formal classification for Indonesian slang language but it is purportedly and erroneously claimed by many to be essentially a manipulated and popularized form of the Indonesian (the national language of Indonesia). This is not true in the case of Jakartan bahasa gaul, as it is primarily based on the Betawi language.
Indonesian is part of the Western Malayo-Polynesian subgroup of the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian languages. According to the Ethnologue, Indonesian is modelled after Riau Malay, a form of Old Malay originally spoken in Northeast Sumatra.[4] Betawi language is classified as Malay-based creole.
Geographic distribution
Indonesian slang language is mostly spoken in urban regions of the Indonesian archipelago. It also spoken in some Indonesian soap operas and animated television series (such as Tukang Ojek Pengkolan or Adit Sopo Jarwo). Variations of slang language can be found from city to city, mainly characterised by derivatives of the different local ethnic languages. For example, in Bandung, West Java, the local slang language contains vocabulary from the Sundanese language, while the slang found in Jakarta tends to be heavily influenced by English or the old Batavian dialect (i.e. the language of the original inhabitants of Jakarta or Batavia as it was known during the Dutch colonial period). For more information relating to the geographic distribution of Indonesian slang and regional influences, please see "Region Specific Slang" below.
Indonesian slang language is not an official language of Indonesia. However, it is claimed as a modified form of the Indonesian language and is widely used for everyday communication and in informal situations. Sometimes it is mixed with formal Indonesian in formal situations, except during state ceremonies, business meetings, and sacred prayers. A number of Indonesians sometimes speak a mixture of Indonesian slang and formal Indonesian in everyday conversation and informal situations.
Indonesian slang generally uses the same pronunciation as standard Indonesian, although there are many influences from regional dialects on certain aspects such as accent and grammatical structure. Loan words adopted from foreign languages (especially European) such as English or Dutch are often transliterated according to the modern Indonesian orthography. For example, the word "please" is often written as plis. Another closely related phenomenon to arise in recent years is the formation of complex nouns or phrases created using a combination of English and Indonesian (slang) in the one sentence. A prime example of this is the phrase "so what gitu loh!", meaning "who cares?!" or quite simply "so what!" with added emphasis from the phrase "gitu loh". Gitu is an abbreviated form of the Indonesian word begitu meaning 'like that/such as', while loh (also spelt lho) is a particle commonly used in slang or conversational Indonesian to show surprise or instigate a warning. In these cases of combined, interlingual phrases, the original spelling (and quite often the pronunciation) of the foreign word(s) are retained. Hence, the English component of the Indonesian slang phrase "so what gitu loh!" remains relatively unchanged as far as spelling and pronunciation are concerned.
The overall structure of Indonesian slang is not all that different from formal Indonesian, although in many cases sentences are simplified or shortened when necessary. The differences between formal and colloquial Indonesian are most evident in vocabulary and grammatical structures (e.g. affixes).
The structure of the Indonesian slang language is mostly derived from formal Indonesian. However, its vocabularies are different story altogether. Indonesian slang vocabularies are enriched by a combination of derivatives or loan words/structures from foreign languages such as Min Nan commonly referred to as Hokkien, English, and Dutch, as well as local ethnic languages such as Batavian, Sundanese, and Javanese. However, in many cases, new words are simply created at random and their origins often quite obscure.
A large proportion of the vocabulary used in Indonesian slang language was developed from formal Indonesian through several methods,[5] most of which are listed below:
Some words are simply loaned from English. For example:
Some words are also loaned from Chinese languages (mainly Hokkien and Mandarin). For example:
Some words originated from the LGBT community (especially among transvestites) usually have word ending -ong. This either come from the pattern of changing the vocal of the penult into [ɛ] and replacing the rime of the ultima with -ong, or entirely different origin. This was also an attempt among LGBT community to alter the words to become more "French-sounding", thus sounding more sexy.[citation needed] For example:
Many words also emerged without following the above rules at all or have their own unique history and/or origin not related to its literal meaning. For example:
Some of these slang words have also evolved into pejorative words.
Many slang modal particles are used in the end of a sentence. Usually, these particles do not directly change the sentence's meaning, in the sense that the truth conditions remain the same. However, they can have other effects, such as emphasizing a sentence, or suggesting hesitancy. They can be used to reinforce the social link between speaker and listener.[56]
For example, the sentence Dia datang (she/he comes) could be modified by one of the following particles:
Particles can also be used to introduce questions. The following examples could both be translated as How could she come?:
Kumpul kebo literally means 'water buffalo-style gathering' or 'gather like cattle'. It originated during the Dutch colonial era and was known as koempoel gebouw, from koempoel 'to gather' and Dutch gebouw 'building', thus the phrase means to live together under the same roof (as an unmarried couple). Confusion has caused this term to be linked with Javanese kebo 'buffalo'. This term basically means that two people in a relationship are living together without being married, i.e. in a domestic partnership or a de facto relationship. To kumpul kebo in Indonesia is considered immoral and sometimes illicit. For these reasons and also those relating to religion, Asian culture, and general ethics, it is often frowned upon in modern Indonesian society to do such a thing.
The 1980s was the era of bahasa prokem. At this time slang language vocabulary was formed by the insertion of the infix -ok-, creating a totally new word. Prokem itself is a prokem word from préman.
Prokem words created by reducing the ultima, then inserting the infix -ok- before the vocal of the penult (which is now become the ultima). If the penult is an open syllable, the penult taking the nearest consonant after it as its coda. If the word is monosyllabic, the infix simply inserted before the vocal. Examples are given below, with the vocal of the penult marked with bold and the nearest consonant marked with underscore:
The word sekolah 'school' was transformed into skokul, from skul, reminiscent of the English word "school". This word slowly become outdated and by the 1990s the word was no longer used, and changed to sekul or simply skul.
Other notable words such as mémblé 'ugly, frowning', kecé 'beautiful, good looking' (from keren cekali 'very cool'), the sentence attribute nih yé, and the exclamation "alamakjan!" all emerged in the same decade.
Much of the slang language created post-2000 originated from the Indonesian LGBT community. The latest method for transforming a word is to take a totally different word which differs in its ultima, rime, or coda. For example, the word mau 'want' is replaced with the word mawar 'rose'. Despite its creativity and originality, this latest form of Indonesian slang can be quite complicated to understand, even to the native Indonesians themselves. For example, "Akika tinta mawar macarena" originates from the sentence written in proper Indonesian "Aku tidak mau makan", which means 'I don't want to eat'.
The abbreviations often used to mask insult, such as kamseupay 'totally lame', abbreviation of kampungan sekali udik payah which means 'really bumpkinish, yokel, lame'.
Slang Bahasa Inggris dalam Bentuk Kalimat dan Artinya
Kalau sudah membaca slang words di atas, kamu bisa melihat beberapa contoh pengaplikasiannya dalam kalimat, nih. Dibaca ya!
137. “I like this music, it so lit me up.” (Aku suka musik ini, ini sangat keren.) 138. “Well, blow me. I can’t believe you got an A on that impossible test!” (Aku terkesan. Aku tidak percaya kamu mendapatkan nilai A pada tes yang mustahil itu.) 139. “He promises to change were all crap.” (Dia berjanji untuk berubah, itu omong kosong.) 140. “She is hella beautiful.“ (Dia sangat cantik.) 141. “This job is easy peasy, I can even do something harder than this.” (Pekerjaan ini sangat mudah, aku bahkan bisa mengerjakan sesuatu yang lebih sulit dari ini.) 142. “You can do it because you are da bomb.” (Kamu pasti bisa karena kamu luar biasa.) 143. “Who’s the hot shot here?” (Siapa yang terbaik di sini?) 144. “That was really a nice shot, man. Bingo!” (Itu benar-benar tembakan yang bagus, kawan. Tepat sekali!) 145. “Look that girl, she is such a rocket actress!” (Lihat gadis itu, dia artis yang luar biasa.) 146. “Last night’s party was dull!” (Pesta semalam membosankan!) 147. “I am so knackered because of an exercise.” (Aku sangat lelah karena latihan.) 148. “Do you know why this event is so blinding?” (Apakah kamu tau mengapa acara ini sangat menakjubkan?) 149. “It’s bugger all if you will leave me.” (Tidak apa-apa jika kamu ingin meninggalkan aku.)
Ciri atau Karakteristik Slang Bahasa Inggris (Slang Words)
Nah, kata slang umumnya dipakai dalam konteks candaan bahkan sindiran. Selain itu, makna dari slang words dapat berubah seiring dengan berkembangnya zaman.
Lebih lanjut lagi, slang words sifatnya nggak jauh berbeda dengan idiom bahasa Inggris atau proverbs, yang mana biasanya memiliki arti atau makna yang berbeda dari yang seharusnya.
Mungkin banyak vocab atau istilah slang words bahasa Inggris yang sudah kamu ketahui melalui media sosial. Di artikel ini, English Academy akan memberikan tambahan kosakata slang words untukmu, nih. Lengkap sama artinya! Simak, yuk!
Baca Juga: 101 Idioms yang Tidak Bisa Diterjemahkan Secara Harfiah
Apa Saja Slang Words/Slang Bahasa Inggris?
Slang bahasa Inggris cukup banyak. Contohnya yang saat ini sering muncul di media sosial adalah slay yang artinya memiliki penampilan bagus, rapi, atau menakjubkan. Sebetulnya itu bukan makna asli.
Jika kamu membukanya pada beberapa kamus bahasa Inggris, tak menutup kemungkinan kamu akan menemukan kata slay dengan arti membunuh. Ini dia contoh-contoh slang words lain dalam bahasa Inggris!
Jambi & Palembang slang
Jambi and Palembang slang mostly involves changing the letter at the end of the word with letter 'o'. However, not all words can be modified to include the characteristic 'o', as this rule applies mostly to words ending with the letter 'a'. Sometimes Palembang use shorter-version of word by erase first syllables, like 'segala' in standard Malay-Indonesian to 'galo'.
Another characteristic pattern of Jambi and Palembang slang involves the addition or replacement of the final letter of a word with 'k'.
Another classic Malay Sumatran dialect also prevailed in most of Sumatran cities, from Palembang to Bengkulu, Jambi and Pekanbaru. These classical Malay words such as nian is used in Sumatran cities instead of sangat or banget (very).
Jakarta including Botabek is the capital city of Indonesia with a population of more than 20 million people. Consequently, such a huge population will undoubtedly have a role in the Jakarta slang evolution. Much of the slang evolved from the Betawi dialect.
Some prominent examples:
The following words are taken from Hokkien (Fukkien) Chinese, and commonly used in transactions.
However, many Indonesians of non-Chinese descent do not know the meaning of the transaction words above, probably with the exception of Goceng due to its usage on KFC Indonesia's advertising on their "Goceng" products, in which all "Goceng" menus are sold at the IDR 5000 price range. Sometimes the word "perak", literally "silver", is used to describe small denominations of currency.
This slang is a code mixing between Indonesian and English. It is named after South Jakarta. Some iconic English words used in this slang include which is, like, literally, sometimes, basically, and some Indonesian words + -ly exp (jujurly). Code mixing with English does not only occur in Jakarta, but also in other major cities in Indonesia.[57]
Negative sentiments on this slang caused this given the name "fart language" (Indonesian: bahasa kentut) by some.[58][59]
In the West Java and Banten region, the main place for Sundanese speakers, there are several words or phrases belonging to the slang language. This diversity of slang has its own peculiarities in each region in West Java Province.
Bandung is the capital city of West Java province with a predominantly Sundanese culture. The Sundanese language has three levels or forms, namely: high (polite), middle class, and low (impolite). Bandung slang often uses the Low Sundanese pronouns along with the many other Sundanese translations of popular Indonesian.
Bogor is a city in the province of West Java with the former Kingdom of Sunda Padjajaran, Bogor slang is Sundanese with its influence from Indonesian language and sometimes uses Sundanese with the word pronounced backwards.
Sukabumi slang the language is a non-standard variety of Sundanese language that is often used in Sukabumi, West Java in the Tipar area, because Widal itself means Tipar.
This Sani or Widal language can also be called slang or slang in the Sundanese dialect, where the pronunciation of the letters in the consonants changes.
For example, the letter G becomes S, J becomes C, and 'ng' becomes 'ny' and so on.
These slangs are shared across Central Java and Yogyakarta where Javanese is predominantly spoken. Like Sundanese which are spoken in Bandung, Javanese also has 3 different set of vocabularies, based on the politeness level. Common people usually talk with a mix between low-Javanese, middle-Javanese, and Indonesian. Some non-Javanese residents added their own dialects to the pot, resulting what is called the Central Java slang
Jogjakarta slang is also known as Basa Walikan, literally means 'Reverse Language' [1].
It is a transformation of Javanese, in which Javanese consonants are switched with one another, as shown below:
With the above rules, the expletive expression Matamu! (which literally means: 'Your Eyes!') becomes Dagadu! (also the name of a clothing brand). The following website automatically performs this transformation: Walikan Translator
Malang slang is inverted alphabetical word (mostly from Javanese and little bit from Indonesian). Commonly known in Javanese as Boso Walikan Malang (Reversed: Osob Kiwalan Ngalam.[60] Meaning: Malang's Reversed language). The slang started appearing sometime in 1949 when the people at Malang's Gerilya Rakyat Kota (GRK meaning City People's Guerilla) needed a form of communication method that is unknown to the occupying Dutch intelligence (Both to the Dutchman, and the recruited natives) while maintaining typical daily conversation. Thus, the idea to reverse Javanese and Indonesian words was born. The goal of the creation of the language is to maintain plan secrecy, prevent leakage of information, and to confuse the enemy.[61] At First, the language was only known amongst the guerillas. Further adding the language's purpose as an identifier whether that person is a friend or foe. But after the Dutch retreated from the city, the language remained and becoming more widespread amongst the people of Malang and its surroundings. In recent years, the technique of reversing words has become more popular nationwide and played a role in creating modern Indonesian slang. Words such as Ngab (From: Abang meaning 'Older Brother'), Sabi (From: Bisa meaning 'Be able to..' or 'Can') or Kuy (From: Yuk meaning 'Let's go') owes credit to Malang's Reversed Language.
Sam = Mas (Older brother. Javanese version of 'Abang' or 'Bang')
Ongis Nade= Singo Edan (the nickname of Arema Cronus F.C.)
Helum= Muleh (Go home)
Ojob= Bojo (Husband/Wife)
Rajajowas= Sawojajar (an area in Malang)
Kera Ngalam= Arek Malang (lit. The kid of Malang. Referring to The People of Malang)
Nawak Ewed = Kawan Dewe (Your own Friend/s)
Silup= Pulis (Police (Although the Javanese word for police is the same as in Indonesian, Polisi. they altered the word slightly to make it less obvious))
As the second largest city in Indonesia and the capital of East Java, Surabaya uses a rougher dialect of Javanese and has a fairly complete list of its own slang. Javanese language originated from the Central Javanese farmland and by the time it reached the coastal area of East Java, it changed from its original polite form into a more impolite version with the creation or further adaptation of many new 'Javanese-style' words and swearwords. One of the most notable Surabaya slang is the word Jancok.
Pontianak slang is influenced by Malay, Teochew and Dayak and sometimes combined with Hakka. It is spoken in the Malay dialect. These slang varieties are spoken throughout West Kalimantan.
Makassarese slang is highly influenced by the native Makassarese dialect and sometimes combined with Chinese accents. The slang, in the end, sounds more informal and 'rude', as going with the tough image of Makassarese people. The possessive word for you (kamu) has three degrees of politeness: -ta (very formal and respectful), -mu (neutral), and -nu (informal). For example:
Meanwhile, the word for you itself is divided into two, the formal ki and the informal ko.
Ini mi? -> 'This one?' Biarkan mi -> 'Let it go' Ko sudah belajar mi? -> 'Have you studied?'. Ko derives from the informal Indonesian word Kau, which stands for 'you'. Sudah dimulaimi itu ulangan? -> 'Has the exam started?', literally, 'Has-been started-the exam?'
Ji is also often used in the end of words. Most often, it means 'only', or used to give a more assuring tone to a sentence.
Di functions more like a question tag, read with a glottal stop at the end, which makes it to be 'dik'
Aside from that, Makassarese more often speak with a heavier accent, mixing many of the Indonesian words with native Makassar words.